Aku menatap lekat dia. Gadis yang menggenggam luka. Kuselubungi tubuhnya dengan dongeng rekayasa. Tentang sungai tanpa dasar yang membuatnya tak merasa apa-apa. Menghanyutkan tubuhnya yang gamang tanpa asa. Ia bilang akan kembali dengan membawa ibunya. Aku terbata mencegahnya. Gadis itu pecah seperti boneka porselen yang diadu dengan baja. Tangisku meronta-ronta, berapa kalipun kukumpulkan serpihannya, tanganku menggapai sesuatu yang tak ada. Dia sudah kembali ke asalnya. Dunia dimana teriakan adalah lagu pengantar tidurnya, cacian adalah puisi-puisi yang ditelaahnya, dan kebohongan adalah selimut nyaman penyamar yang berencana membunuhnya.
Seharusnya aku menjadi kekasihnya. Merajut tubuhnya dari benang rahasia. Ringan dan tak hancur dilawan baja. Tapi aku menipunya dengan sengaja. Menyelubungi tubuhnya dengan dongeng rekayasa. Tentang sungai tanpa dasar yang membuatnya tak merasa apa-apa. Menjejali mimpinya dengan kenaifan terbungkus pita. Tentang cinta apa adanya.
Aku menatap lekat dia. Gadis yang menggenggam luka. Mendewasa dan menua. Tersenyum lemah padaku di pantulan kaca jendela.
Saturday, December 3, 2011
Thursday, December 1, 2011
Alam adalah Kotak Kenangan
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh udara melalui putaran nafas yang dihembuskan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh tanah melalui jejakan yang diinjakkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh lagu melalui luapan nada yang diresapkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh buku melalui himpitan halaman berkata yang didiskusikan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh mata melalui tayangan perasaan yang dipantulkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh jemari melalui sentuhan serentak yang dipertemukan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh hati melalui debaran masa lalu yang ditinggalkan.
- Dalias Lisdiarum -
Yang disimpan oleh udara melalui putaran nafas yang dihembuskan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh tanah melalui jejakan yang diinjakkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh lagu melalui luapan nada yang diresapkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh buku melalui himpitan halaman berkata yang didiskusikan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh mata melalui tayangan perasaan yang dipantulkan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh jemari melalui sentuhan serentak yang dipertemukan.
Ada kenangan.
Yang disimpan oleh hati melalui debaran masa lalu yang ditinggalkan.
- Dalias Lisdiarum -
Wednesday, November 23, 2011
Ribuan Kamu
Jangan berebut tempat di tubuhku.
Padahal semuanya kamu.
Membelah diri menjadi beribu.
Menginfeksi cara pandang mataku.
Melumpuhkan sendi-sendi tumpuanku.
Melarutkan suara hingar dari mulutku.
- Dalias Lisdiarum -
Padahal semuanya kamu.
Membelah diri menjadi beribu.
Menginfeksi cara pandang mataku.
Melumpuhkan sendi-sendi tumpuanku.
Melarutkan suara hingar dari mulutku.
- Dalias Lisdiarum -
Friday, October 21, 2011
Tuesday, September 13, 2011
m.d.g.w
Kosongkan langit malam ini, Tuhan.
Malam ini saja, biar
hanya ada aku dan dia.
Kami akan berbicara rahasia.
Bintang akan mencibir, bulan
akan menyindir.
Biarkan saja kami mati suri, gelagapan dalam sepi.
Selama
kami bisa sendiri.
Aku akan menyentuh wajahnya, menghapal setiap tekukannya.
Berimajinasi tentang rupanya, sebelum pagi menjemputnya.
Harus malam ini, Tuhan.
Embun akan melarutkannya, cahaya akan menyilaukannya.
Tapi tanganku tak pernah tiba. Menggaruk-garuk udara.
Dia harus nyata, Tuhan.
- Dalias Lisdiarum -
Sunday, August 21, 2011
Thursday, August 4, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)