Sunday, December 11, 2011


Saturday, December 10, 2011

Dari Malam, Kepada Pagi

Aku pernah berpikir terlalu jauh.


Tentang melihat debu sebagai sesuatu yang menyentuh lenganmu, kemudian melakukan perjalanan panjang untuk menyampaikannya pada lenganku.
Tentang melihat awan sebagai sesuatu yang pernah berada diatasmu, meneteskan air hujan di keningmu, kemudian berarak jauh diatasku untuk meneteskan air hujan yang sama.


Seperti tak ada yang terjadi sebelum kamu bereksistensi.
Seperti kamu adalah awal. Dan aku yang diawali.
Seperti kamu adalah isi. Dan aku yang diisi.
Seperti kamu adalah inti. Dan aku yang mengikuti.

-Dalias Lisdiarum-

Wednesday, December 7, 2011

Gravity

"Something always brings me back to you, It never takes too long"



Gravity - Sara Bareilles

Sunday, December 4, 2011

Alter Ego

Malam hampir terpejam
Aku ketakutan ditarik selimut
Mataku mendayu dayu
Jangan, pikirku. 
Tidur kini adalah musuhku

Ia mencuri memori!
Mengendap-endap di tirai mimpi
Dimana seharusnya aku berkuasa 
"Bukan, aku rajanya!"

Dan siapa pula itu
Suaranya melewati kerongkonganku
Tapi tak menatap mataku

Dia berlari, aku terengah
Dia mencaci, aku terperangah

Mengerikan sekali
Harusnya aku menahan diri
Tapi
Apa yang mengerikan?
Menahan diri dari apa?
Aku hanya tidur.

Bergeming
Sekelilingku terasa seperti tempelan dinding.
Tidak merasa nyata, aku merinding.

-----

Hari ini ditemukan banyak mayat di kota
Sesaat aku melihat diriku tertawa
Di depan jendela di beranda
Aku curiga
Kemarin aku jadi siapa?

--------------------------------------------------------------------------
Kira-kira begitulah bentuk awal dari tulisan saya yang berjudul Alter Ego, yang akhirnya saya susutkan menjadi Fiksimini (dan merupakan satu-satunya fiksimini buatan saya yang berhasil di-retweet oleh adminnya, hehe) 


Saturday, December 3, 2011


Pantulan Kaca Jendela

Aku menatap lekat dia. Gadis yang menggenggam luka. Kuselubungi tubuhnya dengan dongeng rekayasa. Tentang sungai tanpa dasar yang membuatnya tak merasa apa-apa. Menghanyutkan tubuhnya yang gamang tanpa asa. Ia bilang akan kembali dengan membawa ibunya. Aku terbata mencegahnya. Gadis itu pecah seperti boneka porselen yang diadu dengan baja. Tangisku meronta-ronta, berapa kalipun kukumpulkan serpihannya, tanganku menggapai sesuatu yang tak ada. Dia sudah kembali ke asalnya. Dunia dimana teriakan adalah lagu pengantar tidurnya, cacian adalah puisi-puisi yang ditelaahnya, dan kebohongan adalah selimut nyaman penyamar yang berencana membunuhnya. 
Seharusnya aku menjadi kekasihnya. Merajut tubuhnya dari benang rahasia. Ringan dan tak hancur dilawan baja. Tapi aku menipunya dengan sengaja. Menyelubungi tubuhnya dengan dongeng rekayasa. Tentang sungai tanpa dasar yang membuatnya tak merasa apa-apa. Menjejali mimpinya dengan kenaifan terbungkus pita. Tentang cinta apa adanya.


Aku menatap lekat dia. Gadis yang menggenggam luka. Mendewasa dan menua. Tersenyum lemah padaku di pantulan kaca jendela.

Thursday, December 1, 2011

Alam adalah Kotak Kenangan

Ada kenangan.
Yang disimpan oleh udara melalui putaran nafas yang dihembuskan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh tanah melalui jejakan yang diinjakkan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh lagu melalui luapan nada yang diresapkan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh buku melalui himpitan halaman berkata yang didiskusikan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh mata melalui tayangan perasaan yang dipantulkan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh jemari melalui sentuhan serentak yang dipertemukan.


Ada kenangan.
Yang disimpan oleh hati melalui debaran masa lalu yang ditinggalkan.


- Dalias Lisdiarum -